CERITA PENDEK : AUTOBIOGRAFI AYUNURITA
Namaku Ayunurita Safitri, aku berasal dari kota
Pendidikan, Yogyakarta. Aku lahir pada 7 Maret 1994 di Yogyakarta dari pasangan
ayah Masijan dan Ibu Misnatik. Aku merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Semasa kecil aku termasuk anak yang ceria dan pemberani. Masa taman kanak-kanak
kulalui dengan penuh suka cita hingga aku masuk sekolah dasar. Ketika sekolah
dasar aku bersekolah di SD Negeri Nitikan. Peristiwa besar yang aku ingat
ketika SD adalah tepat 2 hari sebelum Ujian Nasional terjadi gempa besar yang
mengguncang Yogyakarta tepat di hari Sabtu tanggal 27 Mei 2006. Beruntung gempa
tersebut terjadi pada pukul 05.55 WIB karena biasanya aku sekitar pukul 06.00
WIB sudah sampai sekolah. Aku memang suka datang pagi dan sudah berjiwa
kompetitif sejak kecil, kalau ada ke sekolah lebih dahulu dari aku, hari
berikutnya aku akan datang lebih pagi lagi. Gempa tersebut juga menghancurkan
sekolahku, tersisa aula dan masjid yang memang bangunan baru. Dampak dari gempa
membuat aku dan keluarga trauma hingga aku harus mengungsi. Listrik yang
berhari-hari padam menyebabkan aku tidak bisa belajar di malam hari. Siang hari
suasana pengungsian begitu ramai, sehingga aku jarang belajar. Ujian pun
diundur, aku dan teman-teman sekelasku mengerjakan ujian di halaman parkir
sekolah dengan meja dan alat tulis seadanya. Keterbatasan itu membuat banyak
orang mengalami penurunan nilai.
Akhirnya aku melanjutkan sekolahku di MTsN Yogyakarta
2 sekarang berganti nama menjadi MTsN 1 Yogyakarta. Aku mendapat pengalam baru
ketika masuk bangku sekolah menengah pertama. Aku belajar kedisiplinan lewat
TONTI yang dilaksanakan pada masa pengenalan siswa baru. Setelah masa
pengenalan siswa baru selesai setelah itu diadakan ujian untuk menentukan kelas
mana yang akan kita tempati dan aku masuk dalam kelas unggulan. Di kelas 7
meskipun aku banyak beradaptasi dengan pelajaran yang lebih banyak dan gaya
belajar yang berbeda aku tetap menikmati masa-masa sekolahku. Hingga akhirnya
pada kelas 9 aku termasuk siswa yang dikenal guru meskipun aku bukan siswa yang
aktif. Aku hanya mengikuti ekstrakulikuler pramuka hingga kelas 8 aku menjadi
dewan penggalang di sekolah. Aku juga mulai belajar menulis saat aku kelas 9,
dibantu oleh guruku ibu Dra. Ayu Dewi yang mengirimkan tulisanku ke majalah dan
berhasil dimuat di majalah “Ceriaku” terbitan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Selain itu ada beberapa majalah juga yang memuat tulisanku. Aku lulus dari MTs
dengan peringkat 4 paralel. Kebiasaan yang membuatku sukses lulus dengan nilai
yang memuaskan dari peringkat 60 paralel hingga peringkat 4 paralel yaitu
sering Latihan mengerjakan soal, tidak malu bertanya, ikut bimbingan belajar
dan rajin ibadah. Selain karna memang Madrasah yang membiasakan untuk shalat
dhuha juga ditambah dengan shalat tahajud.
Tahun 2009 aku lulus dari MTsN Yogyakarta 2 dan
melanjutkan sekolahku di SMK Negeri 6 Yogyakarta mengambil jurusan Tata Busana
yang memang sejalan dengan profesi ibuku yang bergelut dibidang busana. Aku
bisa dibilang termasuk siswa pintar karena secara akademis aku selalu rangking
2 atau 3, kecuali pada saat kelas 11 nilaiku pernah turun menjadi rangking 7.
Dalam pelajaran kejuruan aku juga bisa mengikuti dan hasilnya tidak jelek.
Berkat nilai akademis yang bagus, bisa sedikit meringankan orang tuaku untuk
membiayaiku sekolah. Aku sering masuk ruang BK karena mendapatkan beasiswa.
Selama SMK aku hanya aktif kegiatan pramuka hingga aku lulus. Kenapa aku
memilih masuk SMK karena awalmnya aku tidak ada niatan untuk melanjutkan
Pendidikan ke Perguruan Tinggi dan supaya memiliki keahlian untuk langsung
bekerja. Awal masa SMK aku masih sempat menulis beberapa kali dan pernah
memenangkan lomba cipta judul yang diadakan oleh Rohto. Tetapi kesibukan dan
banyaknya tugas sekolah kejuruan membuatku tidak pernah menulis lagi. Aku lulus
dengan nilai yang memuaskan juga dan membuatku ingin melanjutkan Pendidikan di
Perguruan Tinggi.
Pada tahun 2012 aku berhasil masuk Universitas Islam
Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta di jurusan Ilmu Perpustakaan. Banyak ilmu baru
yang aku dapatkan. Untuk membuat buku itu bisa dipinjam atau dipajang di rak
buku, banyak proses yang harus dilalui mulai dari mendata buku, mencari nomor
klasifikasi buku, memberi label dan barcode, memberi sampul hingga selfing atau
meletakkan buku pada rak sesuai nomor klasifikasi buku tersebut dan masih
banyak ilmu lain yang aku pelajari. Satu yang aku pelajari bahwa sesuatu yang
terlihat sederhana tentu ada proses panjang dibelakangnya. Selain aku belajar
dalam kelas saat kuliah aku juga mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM)
pramuka. aku mulai belajar pramuka lebih dalam di UKM pramuka tersebut hingga
mengantarkan aku menjadi Pembina. Bahkan untuk menjadi Pembina aku mengikuti
kursus dasar dan kursus lanjut. Aku juga belajar mendalami materi pramuka,
mengajarkan materi hingga berorganisasi. Bermula hanya menyukai kegiatan
kepramukaan hingga aku berhasil lolos seleksi pramuka garuda, penghargaan
tertinggi bagi anggota Gerakan pramuka. Aku menyadari bahwa banyak orang yang
menganggap remeh, tapi aku tidak peduli niatku hanya ingin belajar dan menguji
seberapa kemampuanku. Akhirnya aku lulus di tahun 2016 dan bergelar Sarjana
Ilmu Perpustakaan.
Menjadi Pembina pramuka tidak semudah itu, karna beban
untuk memberikan Pendidikan karakter kepada siswa siswi melalui kegiatan
seperti musyawarah mufakat, kedisiplinan dan ketertiban. Metode yang digunakan
dalam kegiatan kepramukaan yaitu system berkelompok, kegiatan yang menantang,
kegiatan di alam terbuka, pemberian tanda kecakapan, satuan terpisah untuk
putra dan putri dan kehadiran orang dewasa. Cara pelaksanaan dalam Gerakan
pramuka diambil dari hasil pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri handayani. Aku dan tim Pembina dalam
kegiatan di alam terbuka selalu membuat konsep kegiatan sematang mungkin dan
melakukan survei terlebih dahulu, ketika kegiatan berlangsung kami selalu
membagi tim untuk bisa mendampingi kegiatan peserta didik hingga acara selesai.
Kami merasa bangga ketika peserta didik semakin cakap, tanggap, disiplin dan
menunjukkan perubahan sikap yang lebih baik.

Comments
Post a Comment